Pada kesempatan ini Penulis akan memperkanalkan waduk saguling . sebagai Referensi untuk pemancing Alam liar .okey kita langsung aza ke Tkp .
Waduk Saguling |
Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.Waduk ini merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata.
Waduk Saguling
beroperasi sejak 1985 dan ditargetkan hingga 2044. Waduk ini merupakan
satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum. Dua waduk
lain adalah Waduk Cirata di Kabupaten Bandung, Purwakarta, dan Cianjur, serta Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Waduk Saguling paling terkena dampak polusi dan pencemaran Citarum.
Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan
menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga
listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari
ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga
mencapai 1.400 MW. Badan yang bertanggungjawab dalam pembangunannya
adalah Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Depatemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah
itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk
kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur,
pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk
kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran.
Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan
ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih
dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai
Citarum, di Saguling inilah semua kotoran "disaring" untuk pertama kali
sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh
Waduk Jatiluhur.
Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak
sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk
Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk
ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Daerah perikanan dari waduk
berhadapan dengan tekanan kuat dari populasi penduduk. Hal tersebut
terjadi karena 50% dari populasi terdiri dari petani dengan tingkat
pertumbuhan tinggi. Peningkatan populasi petani tersebut mengakibatkan
berkurangnya lahan yang dapat diolah sehingga memaksa mereka
mengembangkan lahan pertanian mereka dengan melakukan pembabatan hutan.
Sebagai konsekuensinya, muncul masalah banjir dan longsor di musim
hujan. Institut Ekologi di Bandung telah mempelajari hal ini sejak tahun
1978,
terutama tentang kondisi dasar daerah ini dan pemantauan serta
pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan standar hidup penduduk.
Pada pemanfaatan selanjutnya di sekitar waduk saguling berdiri kolam-kolam atau keramba apung untuk budi daya ikan Mas, Nila, patin, dengan banyaknya keramba apung ini menjadikan waduk saguling sebagi alternatip bagi pemancing alam liar untuk memancing di sekitar daerah tersebut . Memang waduk Saguling ini untuk ikannya Sudah diketahui oleh para pemancing sangat sulit di dapati karena sedikit populasi ikan liarnya Salah satu penyebab ikannya sedikit karena pencemaran oleh pabrik-pabrik yang berdiri di sekitar waduk tersebut. tetapi ketika mendapatkan ikan hasil pancingan selalu besar .
Pada saat ini di sekitar keramba apung dan sudut- sudut waduk Saguling bermunculan Spot-spot mancing yang bisa di nikmati oleh para pemancing . spot-spot tersebut ada yang berada di pinggir atau ditengah-tengah pulau di sekitar waduk saguling . Untuk mencapai spot-spot tersebut para pemancing bisa langsung ke tepi spotnya atau ada yang harus menyeberang dari dermaga yang ada di waduk Saguling . nah demikian sekilas tentang Waduk saguling pada kesempatan lain penulis akan membahas spot-spot yang ada di waduk saguling. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar